MA Darussalam Bentuk Generasi Islami Melalui Pencak Silat


Sejarah awal berdirinya pencak silat Setia Hati

Pencak silat Setia Hati didirikan oleh Ki Ngabehi Soeromihardjo (Eyang Suro) pada tahun 1903 di Kampoeng Tambak Gringsing, Surabaya. Sebelumnya aliran pencak silat ini bernama aliran Djojo Gendilo Tjipto Muljo. Kemudian Eyang Suro mendirikan perguruan silat bernama Persaudaraan Setia Hati di Desa Winongo, Madiun pada tahun 1917.
Sejarah PSHT
Pada mulanya, perguruan pencak silat Setia Hati memang hanya di Madiun yang berlokasi di Jalan Gajah Mada No 41. Orang-orang mengenalnya dengan sebutan SH Panti. Kediaman milik Eyang Suro inilah yang dijadikan sebagai tempat pendidikan pencak silat Setia Hati. Di tahun 1922, sang pahlawan perintis kemerdekaan pada masa 1883 – 1952 yakni Ki Hadjar Hardjo Utomo mengembangkan ilmu pencak silat Setia Hati dengan nama Pencak Silat Club (P.S.C) yang kemudian berganti dengan nama Setia Hati Muda (S.H.M) atas izin Eyang Suro. Pada tahun 1948, organisasi pencak silat ini resmi dinamakan dengan Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT)

Ajaran yang dilakukan dalam pencak silat Setia Hati
Kombinasi antara ajaran spiritual (ilmu kebatinan) dengan gerakan pencak silat adalah yang digunakan sebagai dasar dari ilmu pencak silat Setia Hati. Pada zaman modern, ilmu ini dikembangkan oleh Mas Irsyad yang merupakan tokoh penting dalam Pencak Silat Setia Hati Terate (PSHT).

amban Catur (Inmas) Salah satu bentuk kegiatan yang digalangkan madrasah Aliyah (MA) Darussalam dalam mencetak generasi Islami dengan menambhakan kegiatan olahraga Pencak Silat setiap minggunya.

Pelatih Pencak Silat M. Shodikul Khofed mengatakan anak didik sangat antusias mengikuti kegiatan selain menjaga kebugaran dan kesehatan tubuh juga kami berikan pendampingan keagamaan, hal ini bertujuan untuk membentuk karakter akhlak siswa, ucapnya pada minggu pagi kemarin (28/10)

Menurut Khofed yang juga guru Matematika ini, selain pelajaran umum kami juga menambhkan pelajaran olahraga yaitu Pencak Silat yang kami barengi dengan nasehat – nasehat keagamaan. “Kesehatan penting, penanaman akhlak mulia juga penting biar seimbang” ucap Khofed

Sementar itu Guru Pendamping Bastomi menyampaikan kegiatan ini selain menjaga kesehatan juga ikut melestarikan seni bela diri asli Indonesia yaitu Pencak Silat yang merupakan salah satu cara mendidik anak untuk gemar berolah raga tanpa melupakan perintah Agama.

“Selain berolahraga kami mengajarkan kedisiplinan, nilai-nilai agama sehingga akhlak anak menjadi lebih baik dengan orangtuanya, guru-gurunya dan orang yang lebih tua dari mereka, serta tidak lupa melaksanakan Perintah Allah” ucapnya (Bastomi)

Posting Komentar

0 Komentar